Disayangkan, Generasi Muda Aceh Berjuang Harumkan Nama Daerah Di Kancah Nasional "Tanpa Dukungan"

SIGAPNEWS.CO.ID| Bener Meriah- Dalam sunyi dan keterbatasan, salah satu puteri kebanggaan Provinsi Aceh, Sasmaini, kembali mengukir cerita perjuangan yang menggugah hati.
Lahir dari keluarga sederhana di pelosok Desa Jelobok, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah, perempuan muda tangguh kelahiran 11 Januari 1998 ini membuktikan bahwa belajar, berkembang, dan berkarya serta mengukir prestasi tak mengenal batas finansial.
Baru-baru ini, Sasmaini dinyatakan lolos sebagai satu-satunya peserta yang akan mewakili Provinsi Aceh dalam ajang pemilihan Putera Puteri Pendidikan Indonesia (PPPI) 2025 di tingkat nasional.
Ini bukan kali pertama ia menorehkan prestasi. Gadis dengan julukan sejuta nama itu pada tahun 2024 lalu juga telah sukses meraih Juara 3 Nasional Duta Muslimah Preneur Indonesia yang membuat nama daerah semakin bersinar di mata nasional.
Namun, di balik prestasi membanggakan tersebut terdapat kisah haru yang belum banyak diketahui publik.
Ternyata setelah berjuang hampir dua bulan lamanya untuk meminta dukungan dari pemerintah baik itu di tingkat kabupaten hingga ke provinsi tetap saja tidak ada sepeserpun bantuan yang ia dapatkan.
Tanpa dukungan dari pemerintah Daerah, Sasmaini nyaris membatalkan impian keberangkatannya itu ke tingkat nasional karena keterbatasan biaya.
Padahal, perjuangannya bukan untuk pribadi, tetapi demi mengharumkan nama daerah sekaligus mewujudkan niat.mulianya yaitu memperjuangkan advokasi pendidikan untuk generasi muda Indonesia yang lebih cerdas, berkarakter, dan berakhlak mulia.
"Saya tidak pernah berharap kemewahan. Saya hanya ingin membawa nama Aceh semakin mendunia melalui kontribusi positif dan semangat juang yang saya miliki.
Namun, tanpa adanya biaya, saya mungkin tidak bisa bergerak untuk sampai ke sana, karena saya hanya seorang gadis desa anak petani biasa.
Saya sudah berjuang hampir 2 bulan audiensi ke pemerintah sana sini, mulai dari pemerintah di provinsi hingga ke pemerintah kabupaten seperti Bupati, sekda, Kesra dan Disdik pun hasilnya tetap nihil.
Jangankan membantu tiket pesawat keberangkatan, bahkan untuk membeli air minum aqua gelas satu rupiahpun tidak ada dibantu padahal saya sudah hampir 2 bulan setiap hari bolak balik dari kampung ke pusat kota yang jaraknya tidak dekat hanya untuk bertemu dan berharap disupport oleh Pemerintah.
Saya percaya berkat niat tulus yang saya bawa, dan saya sudah berjuang sejauh ini, pasti ada jalan karena saya tidak mau menyerah begitu saja.
Saya berniat tidak sekedar ikut berkompetisi, tapi menjadi perwakilan suara dari ribuan bahkan jutaan impian yang nyaris tenggelam dalam gelapnya keterbatasan.
Karena itulah, saya ingin berkontribusi penuh melalui bidang pendidikan ini untuk menjadi secercah cahaya untuk menggapai sejuta asa yang hampir hilang itu". ucap Sasmaini dengan mata berkaca-kaca.
Melalui kesempatan ini, Sasmaini mengajak semua pihak, termasuk pemerintah, dermawan, dan komunitas masyarakat Aceh, untuk turut mendukung generasi muda yang berprestasi. Sebab keberhasilan mereka adalah wajah masa depan daerah yang lebih baik.
Saya mohon doa dan dukungan, tanggal 6 insya Allah saya berangkat, Acara di mulai dari tanggal 8 s/d 13 Juli di Jakarta, Ini bukan perjuangan saya saja, ini perjuangan kita bersama, Ungkap Sasmaini.(*)
Editor :Say Indra G
Source : Sas