Silaturahmi Satu Munyang, Perbaiki Nilai Histori Keturunan Dan Perkuat Indentitas

SIGAPNEWS.CO.ID|Takengon - Dalam kebudayaan Gayo mewarisi bagaimana identitas itu didengar sangatlah penting, sebab menyuarakan identitas sama saja dengan memperbaiki nilai-nilai historis bahwa jangan lupa dengan sejarah.
Meski demikian mengangkat nilai histori dan indentitas bukanlah hendak bernostalgia dengan sejarah, hal ini melainkan suatu upaya untuk mengingat kembali bahwa kita perlu mempertegas bahwa kita masih berdiri bersama dengan tegak hingga saat ini adalah buah dari suatu proses akan histori masa lampau yang digarisi oleh para pendahulu yang salah satunya adalah Munyang (Moyang) kita.
Sebagaimana dalam prakata diatas, dalam rangka menjalin silaturahmi antar satu Munyang atau satu keturunan nenek moyang kami, kami mencoba menggelar kegiatan Silaturahmi Akbar “Sara Muyang” keluarga besar Tgk Pematang, yang bertajuk “mugamuli si mutetir Munurumi si mupesir”.
Menurut hemat kami, silaturahmi yang kami gelar ini adalah merupakan sebagai bagian dari amanah para leluhur kami, dimana era generasi telah telah berubah seiring pergeseran jaman, namun bagi kami perlakuan dan kepedulian terhadap pendahulu merupakan memeri akan hiatori tentang kebudayaan dan sejarah.
Diera globalisasi dan era milenial saat ini, acara seperti ini hampir tidak pernah lagi diadakan, baik oleh pihak manapun, hingga banyak generasi Z atau Gen Z yang buta akan sejarah asal usul mereka, hingga tidak jarang mereka tidak mengenal satu sama lainnya yang pada dasarnya mereka masih ada ikatan tali persaudaraan bahkan masih ada ikatan wali.
Berdasarkan hal itulah saya memandang perlunya diadakan acara silaturahmi sara Datu seperti ini, disamping sebagai ajang menjalin tali silaturahmi, kegiataj ini tentu juga dapat dimamfaatkan untuk mengumpulkan data silsilah keturunan kita mulai dari diri kita peribadi, lalu ditingkat Ayah, Kakek, Datu, hingga ke tingkatan Munyang tadi. Tentu saja hal ini berguna untuk menentukan garis keturunan dan nasab kita nanti.
Penyelenggaraan silaturahmi seperti ini pasti harus melakui suatu perjalanan proses yang sangat panjang. Namun dikarenakan ada satu tujuan mulia yang diemban, yaitu mengumpulkan seluruh saudara seketurunan satu Munyang, untyk membuktikan bahwa semua yang hadir duduk bersama dalam agenda kegiatan silaturahmi yang diadakan di Gedung Olah Seni (GOS) Aceh Tengah hari ini, Minggu, (06/07/2025) ini, semuanya masih memiliki ikatan persaudaraan dan pertalian darah.
Dimana mungkin selama berpuluh-puluh tahun kebelakangan ini tidak dapat berkumpul dan bersilaturahmi seperti saat ini.
Sesuai judul agenda saturahmi diatas, kegiataj ini bertujuan untuk mengumpulkan yang terjatuh dan menyamakan yang berserakan. Dimana awalnya mungkin tidak saling kenal, tidak pernah bertatap muka, maka dengan adanya kegiatan ini dapat bertemu dan saling tatap muka.
Disamping itu, kegiatan ini juga bertujuan agar kedepannya, pasca pertemuan sara Munyang ini, kita semua dapat mempererat silaturahmi.
Acara ini memiliki banyak makna yang bermanfaat secara kolektif, dengan jumlah peserta yang hadir sekitar 800 orang, membuktikan bahwa antusias dan kerja keras panitia kegiatan silaturahmi ini, telah menjadi menjadi tonggak sejarah bahwa generasi ke 8 dari garis keturunan Tgk pematang dapat berkumpul bersama, dalam agenda silaturahmi ini dengan jumlah peserta yang hadir sangat luar biasa.
Lazimnya, kegiatan seperti ini pasti akan ditunggangi oleh
kepentingan tertentu, seperti momen Piljeg, Pilkada, Pilgub atau kepentingan politik lainnya. Namun berbeda dengan gelaran acara silaturahmi sara Munyang yang diadakan hari ini, acara ini diselenggarakan tepat pada saat tidak adanya satupun agenda politik yang sedang atau akan berlangsung. Hal membuktikan bahwa keinginan kami menyelenggarakan kegiatan ini adalah suatu keinginan bersama yang muncul dari hati kecil kami semua.
Maka dari itu, asumsi terkait adanya tunggangan politik dalan kegiatan dengan sendirinya terbantahkan oleh fakta yang ada.
Yang pasti, dikarenakan ketidak saling tahuan atau tidak saling kenal antara satu Munyang tadi dan bisa jadi dikarenakan tidak adanya pertemuan satu sama lain dalam fase yang teramat panjang, maka paati ada rasa rindu yang tertahan, dan akhirnya rasa rindu tersebut terobati dengan adanya kegiatan tersebut.
Silaturahim dalam perspektif Agama tentu berbeda dengan silaturahmi yang berdasarkan adanya ikatan darah atau keturunan nasab. Silaturahmi atas dasar adanya ikatan tali persaudaraan tentu memiliki tangung jawab dunia dan akhirat.
Hal inilah yang disampaikan oleh Drs Nasrilisma pada Tausiyah di Acara Silaturahmi Sara Muyang tersebut.
"Sebelum kita menjalin hubungan dengan orang lain alangkah baiknya kita perbaiki hubungan dengan saudara sendiri," ujar Drs Nasrilisma.
Akhirnya kami berharap kepada seluruh keturunan Munyang Tgk Pematang, semoga kedepannya kita semua Keturunan Generasi ke 8 dari Tgk pematang dapat merawat silaturahmi dengan baik dan melakukan berbagai perbuatan yang bermanfaat untuk sesama.
Penulis : Edi Saputra (Edi Linting), Keturunan Tgk Pematang
Editor :Say Indra G
Source : Masyarakat